Senin, 07 Januari 2008

Artikel

Mengkomunikasikan kebijakan
Kesenjangan komunikasi akan berakibat buruk walaupun tujuanya baik dan jujur. Seperti contoh kasus yang masih hangat; yaitu tentang konversi minyak tanah ke gas. Gagalnya kebijakan pemerintah ini adalah disebabkan tidak dilibatkanya public dalam pembuatan kebijakan ini , dan kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat. Sebenarnya konversi bahan bakar minyak terhadap bahan bakar yang efisien sudah harus dilakukan jauh hari sebelumnya.
Jika kita mau belajar dari Amerika, Negara ini telah mebicarakan permsalahan ini dari tahun 1950-an. Amerika sadar akan meningkatnya permintaan terhadap energy, sedangkan cadangan energy semakkin lama semakin menyusut. Apabila hal ini tidak segera ditanggulangi, akan mengakibatkan defresi social di masa mendatang dengan menyusutnya energy dan mahalnya harga minyak, sehingga tatanan ekonomi dan sosial akan mengalami perubahan secara radikal.
Kesadaran Negara kita akan hal itu timbul di saat Negara sudah mulai kewalahan dalam mensubsidi BBM, kebijakan pemerintah ini tidak diimbangi oleh kesadaran public yang terbiasa menggunakan BBM dan dimanjakan oleh subsidi dari pemerintah. Mungkin akan lain cerita bila pada saat sebelum kebijakan itu dimunculkan ke permukaan public, terlebih dahulu di lakukan penyuluhan agar masyarakat kita sadar akan situasi yang akan dibuat sebagai kebijakan.
Mungkin pemerintah tidak harus menyediakan tabung gas gratis kepada setiap kepala keluarga, apabila pemaerintah berhasil mengkomunikasikan kebijakannya itu. Pemerintah harus mulai menyadari bahwa komunikasi akan efektif bila komunikasi tidak berlangsung satu arah; dalam hal ini keterlibatan public dalam pembuatan kebijakan. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran berharga oleh pemerintah.

Tidak ada komentar: